Senin, 30 Desember 2013

MENGASIHI TUHAN DENGAN BERBUAT BAIK

Saudara yang terkasih dalam nama Yesus Kristus kita manusia pada umumnya sangat senang pada dua hal : Pertama senang dipuji karena kelihatan baik padahal sesungguhnya tidak baik,
Kedua senang dipuji karena kelihatan baik dan sesungguhnya itulah apa adanya kita.

Saya  sering melewati salah satu rumah di pinggir jalan yang menuju tempat tinggal kami. Di minggu-minggu awal saya melihat rumah itu sebenarnya saya sudah berkomentar dalam hati, “Ngapain sih kok mesti begitu?” “Walah segitunya..” Ada sedikit nada sinis ketika mengungkap komentar itu. Tetapi kalau saya ingat-ingat itu bukanlah rumah yang pertama dengan model “lebay” seperti itu. Saya mungkin hanya lupa dimana. 
Dan saya tidak pernah mengungkapkan komentar saya pada siapapun hingga pada suatu hari ketika kami berboncengan dengan seorang teman yang beragama  muslim dan tanpa saya duga dia juga nyeletuk mengomentari  rumah itu, “Yang punya rumah ini mungkin pengen dibilang orang yang rajin sembahyang. Ngapain coba pake gitu-gitu segala,” Lebih kurang begitu teman tersebut berkomentar.

Jadi saudara, sebenarnya tidak ada yang salah dengan model rumah itu. Panjang dan lebar rumah proporsional. Kusen jendela dan pintu “matching” dengan bentuk rumah. Pemilihan warna cat rumah cukup harmonis. Atapnya pun dicat dengan warna yang sesuai. Lalu apanya yang aneh?
Satu yang mengganjal di hati adalah karena rumah itu mempunyai ruangan khusus di bagian depan yang yang mungkin dipergunakan sebagai ruang ibadah atau sholat tetapi atap ruangan itu dibuat berbentuk kubah mesjid sehingga kesan pertama yang muncul ‘pemilik rumah adalah orang yang rajin sholat sampai-sampai menjadikan rumah bagai sebuah mesjid’. 
Kemudian teman tadi berkomentar lagi,”Bagus sebenarnya kalau dia menyediakan ruangan khusus untuk itu, tapi gak usah pakai pamer segalalah’. Begitulah komentarnya. Dan saya pun sebenarnya punya keinginan untuk buat ruang khusus seperti itu, sebuah ruangan khusus untuk tempat berdoa.
Saudaraku, inilah salah satu contoh yang saya kemukakan di awal tadi “senang dipuji karena kelihatan baik padahal sesungguhnya tidak baik dan senang dipuji karena kita orang yang baik.”

Saudara yang terkasih dalam nama Yesus Kristus Yesus memang mengajarkan kita agar berbuat baik. Kasihilah sesamamu seperti mengasihi dirimu sendiri - Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu perbuatlah demikian juga kepada mereka. Dan masih banyak lagi. Dan itu semua ketika kita melakukannya janganlah dengan kesombongan hati, tetapi dengan sukacita. Seperti dalam ayat inti tadi Mat. 6 : 3 dikatakan : (baca) Dan yang tidak kalah penting bukanlah dengan cara kepura-puraan.

Saya dulu termasuk orang yang senang menonton acara sinetron ‘Islam KTP’ dimana salah satu tokoh yang menonjol adalah Madit Musyawaroh (orang terlanjur kaye, ahli sadakoh, ahli ibadah yang hidupnya pasti masuk surga) (kalau anak saya Nicho yang diingatnya dari sinetron ini adalah, syair yang sering dinyanyikan oleh Madit : oh my darling, oh my darling). Nah dalam cerita itu Madit digambarkan orang yang gila pujian, suka disanjung, bahkan sombong dengan selalu menggembar-gemporkan sedekah yang diberikannya. Setiap apa yangg diberikannya (terutama uang) kepada orang lain selalu ditulis dalam buku amalnya.
Sejak saya hidup saya belum pernah menemukan orang yang memiliki sifat yang benar-benar sama dengan Madit ini. Tapi menemukan orang yang gila sanjungan tidaklah sulit di tengah masyarakat.

Di dalam gereja kristen pun hal mengiklankan perbuatan baik sudah bukan barang baru lagi dengan motif yang bermacam-macam. Saya termasuk orang yang tidak setuju dengan kebiasaan di beberapa gereja yang mengumumkan di dalam acara kebaktian sumbangan-sumbangan yang diberikan untuk keperluan gereja dengan menonjolkan nama pemberi sumbangan tersebut. Tapi saya pernah mengikuti kebaktian di satu gereja dimana sumbangan yang diterima dari jemaat diumumkan melalui warta jemaat (tidak dibacakan pada saat kebaktian) dan pemberi sumbangan hanya diberi inisial NN saja (tapi memang hal ini lebih tergantung kepada pemberi).
Saudara-saudara melakukan perbuatan baik kepada orang lain adalah salah satu komponen hukum kasih. Kasih tanpa perbuatan adalah kosong/mati, firman Tuhan mengatakan Iman tanpa perbuatan adalah sia-sia.
Di dalam alkitab memang ada tertulis “orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, orang yang menabur banyak akan menuai banyak juga” (2 Kor.9 :6) Kemudian hal ini diperjelas lagi oleh rasul Paulus “Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena dengan paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita” (2 Kor.9 :7). Hal ini hendaknya kita jadikan pedoman karena:
1. Hal ini mengajarkan kepada kita agar banyak-banyak berbuat kebaikan. Banyak memberi banyak menerima.
2.   Semakin kita mengasihi sesama manusia maka hal itu menunjukkan bahwa kita mengasihi Allah
3. Ketika kita mengasihi/mengikut Allah jangan karena ikut-ikutan (pura-pura mengasihi) karena terpaksa, ah nggak enak sama orang tua, nggak enak sama istri/suami, nggak enak sama pendeta atau nggak enak sama yang lain, biar keren, ngikuti trend dunia (kalau tidak ke gereja nanti dibilang ateis), supaya orang-orang hormat dan menyanjung kita dan banyak motif-motif lainnya. Di atas semua itu Allah menginginkan kita mengasihiNya dengan sukacita, dengan kesadaran kita bahwa Allah adalah pencipta kita, yang memberikan berkat dan segala kebutuhan kita.

Jadi saudaraku, cukup jelas bagi kita bahwa melakukan perbuatan baik wajib kita. Tetapi bukan karena terpaksa, bukan karena ada motif-motif duniawi (meskipun dalam konteks pembelajaran atau proses bertumbuhnya iman, sering sekali kita harus "memaksa" hati kita (terpaksa), tidak mengikuti apa maunya yang dipengaruhi keinginan daging). Ketika kita berbuat baik, menolong orang lain hendaklah ada kasih di dalamnya. Karena Alkitab katakan kasih murah hati, ia tidak cemburu. Tidak memegahkan diri, tidak sombong, tidak mencari keuntungan diri sendiri (1 Kor 13 : 4-8) Inilah hendaknya menjadi renungan kita dan kita terapkan dalam kehidupan kita.

Saudara-saudara yang terkasih dalam nama Yesus Kristus, ada satu ayat penting yang harus kita ketahui bersama, yaitu tertulis di 1 Kor.13 : 3 yang berbunyi : dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku.

Kiranya Tuhan memberkati.


Artikel Terkait

MENGASIHI TUHAN DENGAN BERBUAT BAIK
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email