Saudara yang terkasih dalam nama Yesus Kristus kita manusia pada
umumnya sangat senang pada dua hal : Pertama
senang dipuji karena kelihatan baik padahal sesungguhnya tidak baik,
Kedua senang dipuji karena
kelihatan baik dan sesungguhnya itulah apa adanya kita.
Saya sering melewati salah satu rumah di pinggir jalan yang menuju tempat tinggal
kami. Di minggu-minggu awal saya melihat rumah itu sebenarnya saya sudah
berkomentar dalam hati, “Ngapain sih kok mesti begitu?” “Walah segitunya..” Ada
sedikit nada sinis ketika mengungkap komentar itu. Tetapi kalau saya ingat-ingat itu bukanlah
rumah yang pertama dengan model “lebay” seperti itu. Saya mungkin hanya lupa
dimana.
Dan saya tidak pernah mengungkapkan komentar saya pada siapapun hingga
pada suatu hari ketika kami berboncengan dengan seorang teman yang beragama muslim dan tanpa saya duga dia juga nyeletuk
mengomentari rumah itu, “Yang punya
rumah ini mungkin pengen dibilang orang yang rajin sembahyang. Ngapain coba
pake gitu-gitu segala,” Lebih kurang begitu teman tersebut berkomentar.
Jadi saudara, sebenarnya tidak ada yang salah dengan
model rumah itu. Panjang dan lebar rumah proporsional. Kusen jendela dan pintu
“matching” dengan bentuk rumah. Pemilihan warna cat rumah cukup harmonis.
Atapnya pun dicat dengan warna yang sesuai. Lalu apanya yang aneh?
Satu yang mengganjal di hati adalah karena rumah itu mempunyai ruangan
khusus di bagian depan yang yang mungkin dipergunakan sebagai ruang ibadah atau sholat
tetapi atap ruangan itu dibuat berbentuk kubah mesjid sehingga kesan pertama
yang muncul ‘pemilik rumah adalah orang yang rajin sholat sampai-sampai
menjadikan rumah bagai sebuah mesjid’.
Kemudian teman tadi berkomentar
lagi,”Bagus sebenarnya kalau dia menyediakan ruangan khusus untuk itu, tapi gak
usah pakai pamer segalalah’. Begitulah komentarnya. Dan saya pun sebenarnya
punya keinginan untuk buat ruang khusus seperti itu, sebuah ruangan khusus untuk tempat berdoa.
Saudaraku, inilah salah
satu contoh yang saya kemukakan di awal tadi “senang dipuji karena kelihatan
baik padahal sesungguhnya tidak baik dan senang dipuji karena kita orang yang
baik.”
Saudara yang terkasih dalam nama Yesus Kristus Yesus memang
mengajarkan kita agar berbuat baik. Kasihilah
sesamamu seperti mengasihi dirimu sendiri - Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu
perbuatlah demikian juga kepada mereka. Dan masih banyak lagi. Dan itu
semua ketika kita melakukannya janganlah dengan kesombongan hati, tetapi dengan
sukacita. Seperti dalam ayat inti tadi Mat. 6 : 3 dikatakan : (baca) Dan yang
tidak kalah penting bukanlah dengan cara kepura-puraan.
Saya dulu termasuk orang yang senang menonton acara sinetron ‘Islam KTP’
dimana salah satu tokoh yang menonjol adalah Madit Musyawaroh (orang terlanjur
kaye, ahli sadakoh, ahli ibadah yang hidupnya pasti masuk surga) (kalau anak saya Nicho
yang diingatnya dari sinetron ini adalah, syair yang sering dinyanyikan oleh Madit : oh my darling, oh my darling). Nah dalam
cerita itu Madit digambarkan orang yang gila pujian, suka disanjung, bahkan
sombong dengan selalu menggembar-gemporkan sedekah yang diberikannya. Setiap
apa yangg diberikannya (terutama uang) kepada orang lain selalu ditulis dalam
buku amalnya.
Sejak saya hidup saya belum pernah menemukan orang yang memiliki sifat
yang benar-benar sama dengan Madit ini. Tapi menemukan orang yang gila
sanjungan tidaklah sulit di tengah masyarakat.
Di dalam gereja kristen pun hal mengiklankan perbuatan baik sudah
bukan barang baru lagi dengan motif yang bermacam-macam. Saya termasuk orang
yang tidak setuju dengan kebiasaan di beberapa gereja yang mengumumkan di dalam
acara kebaktian sumbangan-sumbangan yang diberikan untuk keperluan gereja
dengan menonjolkan nama pemberi sumbangan tersebut. Tapi saya pernah mengikuti
kebaktian di satu gereja dimana sumbangan yang diterima dari jemaat diumumkan
melalui warta jemaat (tidak dibacakan pada saat kebaktian) dan pemberi
sumbangan hanya diberi inisial NN saja (tapi memang hal ini lebih tergantung
kepada pemberi).
Saudara-saudara melakukan perbuatan baik kepada orang lain adalah
salah satu komponen hukum kasih. Kasih tanpa perbuatan adalah kosong/mati, firman Tuhan
mengatakan Iman tanpa perbuatan adalah sia-sia.
Di dalam alkitab memang ada tertulis “orang yang menabur sedikit, akan
menuai sedikit juga, orang yang menabur banyak akan menuai banyak juga” (2
Kor.9 :6) Kemudian hal ini diperjelas lagi oleh rasul Paulus “Hendaklah
masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati
atau karena dengan paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan
sukacita” (2 Kor.9 :7). Hal ini hendaknya kita jadikan pedoman karena:
1. Hal ini mengajarkan kepada kita agar
banyak-banyak berbuat kebaikan. Banyak memberi banyak menerima.
2. Semakin kita mengasihi sesama manusia maka hal
itu menunjukkan bahwa kita mengasihi Allah
3. Ketika kita mengasihi/mengikut Allah jangan
karena ikut-ikutan (pura-pura mengasihi) karena terpaksa, ah nggak enak sama
orang tua, nggak enak sama istri/suami, nggak enak sama pendeta atau nggak enak
sama yang lain, biar keren, ngikuti trend dunia (kalau tidak ke gereja nanti
dibilang ateis), supaya orang-orang hormat dan menyanjung kita dan banyak
motif-motif lainnya. Di atas semua itu Allah menginginkan kita mengasihiNya
dengan sukacita, dengan kesadaran kita bahwa Allah adalah pencipta kita, yang
memberikan berkat dan segala kebutuhan kita.
Jadi saudaraku, cukup jelas bagi kita
bahwa melakukan perbuatan baik wajib kita. Tetapi bukan karena terpaksa, bukan karena ada motif-motif duniawi (meskipun dalam konteks pembelajaran atau proses bertumbuhnya iman, sering sekali kita harus "memaksa" hati kita (terpaksa), tidak mengikuti apa maunya yang dipengaruhi keinginan daging). Ketika kita berbuat baik, menolong orang lain
hendaklah ada kasih di dalamnya. Karena Alkitab katakan kasih murah hati, ia
tidak cemburu. Tidak memegahkan diri, tidak sombong, tidak mencari keuntungan
diri sendiri (1 Kor 13 : 4-8) Inilah hendaknya menjadi renungan kita dan kita terapkan
dalam kehidupan kita.
Saudara-saudara yang terkasih dalam nama Yesus Kristus, ada satu ayat penting yang harus kita ketahui bersama,
yaitu tertulis di 1 Kor.13 : 3 yang berbunyi : dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan
menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih,
sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku.
Kiranya Tuhan memberkati.
MENGASIHI TUHAN DENGAN BERBUAT BAIK
4/
5
Oleh
lassee