Fena, seorang murid Sekolah Minggu, punya pengandaian yang menarik. Bila ditanya sesuatu, jawabannya sering mengandung perbandingan yang membingungkan. Umpamanya, “Bukunya tebal sih, Om, tapi tipis” atau “Tempatnya jauh, tapi dekat.” Belakangan kami memahami bahwa Fena membandingkan dua hal itu untuk menunjukkan bahwa ia dapat mengatasi masalah yang ada. Tempatnya jauh, tetapi karena bersama dengan keluarga terasa dekat. Bukunya tebal, tetapi karena isinya menarik jadi terasa tipis.
Tuhan kita Yesus Kristus telah menang atas kuasa dosa dan maut. Kematian-Nya di kayu salib mematahkan sengat kuasa dosa itu, yaitu maut (lih. 1 Kor. 15:54-57). Kematian dan kebangkitan-Nya adalah kemenangan atas dosa dan kemerdekaan bagi setiap orang yang percaya kepadaNya. Sungguh kita patut mensyukurinya. Namun, kita masih hidup di dunia yang berdosa. Perjuangan untuk hidup menurut identitas sebagai orang yang dipilih masih berlanjut. Orang percaya masih harus berjuang melawan keinginan daging, yang membuatnya bisa hidup kembali dengan cara lama, yaitu menghamba pada dosa.
Kita memasuki babak baru dalam perjuangan melawan dosa. Sebagai anak Tuhan, kita diberi kuasa untuk mengalahkan dosa. Roh Kudus akan menolong orang percaya menang atas kuasa dosa itu. Kadang hal ini seperti perbandingan Fena tadi: Sudah, tetapi belum berakhir. Panggilan bagi kita untuk terus tunduk pada keinginan Roh Kudus agar kita bisa mencerminkan dengan sempurna rasa syukur atas keselamatan yang sudah diterima.—AAS
Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih. (Galatia 5:13)
Sumber:http://www.renunganharian.net/
Tuhan kita Yesus Kristus telah menang atas kuasa dosa dan maut. Kematian-Nya di kayu salib mematahkan sengat kuasa dosa itu, yaitu maut (lih. 1 Kor. 15:54-57). Kematian dan kebangkitan-Nya adalah kemenangan atas dosa dan kemerdekaan bagi setiap orang yang percaya kepadaNya. Sungguh kita patut mensyukurinya. Namun, kita masih hidup di dunia yang berdosa. Perjuangan untuk hidup menurut identitas sebagai orang yang dipilih masih berlanjut. Orang percaya masih harus berjuang melawan keinginan daging, yang membuatnya bisa hidup kembali dengan cara lama, yaitu menghamba pada dosa.
Kita memasuki babak baru dalam perjuangan melawan dosa. Sebagai anak Tuhan, kita diberi kuasa untuk mengalahkan dosa. Roh Kudus akan menolong orang percaya menang atas kuasa dosa itu. Kadang hal ini seperti perbandingan Fena tadi: Sudah, tetapi belum berakhir. Panggilan bagi kita untuk terus tunduk pada keinginan Roh Kudus agar kita bisa mencerminkan dengan sempurna rasa syukur atas keselamatan yang sudah diterima.—AAS
Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih. (Galatia 5:13)
Sumber:http://www.renunganharian.net/
BERSAMA TUHAN: KITA DIMENANGKAN !!
4/
5
Oleh
lasse